#10YearChallenge: How Far You've Come?

#10YearChallenge: How Far You've Come?

Posted by Jane Reggievia on 2019-01-16T16:43:00.000+07:00

"Time is a funny thing. A decade can flash by in an uneventful second." (Carrie Bradshaw, Sex and The City movie)
Buat yang main medsosInstagram, Twitter atau Facebook, #10yearchallenge ini lagi happening sekali. Sejak semalam bahkan sampai detik ini, timeline di Instagram hampir penuh dengan para pengguna yang mengaplot foto dengan hashtag ini. Cara mainnya gampang banget, cukup meng-upload foto kita versi sepuluh tahun yang lalu dengan hari ini. Berarti kalo secara hitungan tahun, 2009-2019 lah.

Gara-gara semua orang ngikutin challenge ini, mau nggak mau aku jadi mikir. Kenapa kok beginian aja dinamainnya challenge sih? Hari gini semua orang seneng upload foto. Siapapun bisa melakukannya. Apalagi pake metode "before and after" gini, pasti pada heboh lah, saatnya unjuk gigi nih. Lihat, dulu aku terlihat sangat cupu, kacamataan dan gigi kawatan, sekarang glowing sekali, puberty hit me hard! Ini bukannya sengaja mau ngomongin fisik, yak. Kenyataannya hampir 90% di feed Instagram aku tuh fokusnya memang ke perubahan fisik. Karena emang yang paling kelihatan jelas kali, ya.

Balik lagi ke pertanyaan semula, kenapa upload foto before-after gini aja disebut challenge? Baru hari ini aku paham. Makanya, sekalian ditulis di blog biar nggak lupa (plus, biar naikin traffic aja, sih, pake topik yang lagi trending lol).

It's not actually easy lho for some people to share their past (look). Terus harus bagiin cerita juga di balik foto lama tersebut ke publik. Untuk sebagian orang, mungkin termasuk beberapa dari kita, nggak mudah untuk ngubek-ngubek folder yang udah disimpen lamaaa di hard disk external, harus berusaha mengingat kembali cerita di balik foto tersebut, kemudian harus di-upload di media sosial. It takes lot of courages juga, kan. Mungkin itu kenapa akhirnya ini dikategorikan sebagai challenge.

Sok deep kamu, Jen! 😅

Buatku sendiri, sih, nggak susah-susah amat untuk upload foto satu dekade lampau dengan foto sekarang ini. Kalo mau ngomongin penampilan dan fisik, sebenernya sepuluh tahun yang lalu itu aku cukup proud dengan bentuk bodi. Stylish, sih, nggak. Aku mah dari dulu senengnya kaosan sama jins aja. Yang aku seneng karena dulu tuh masih kurus, berat cuma sekitar 46-48 kilo. Metabolisme juga bagus banget, mau makan banyak hajaaar, nggak gampang gendut. Beberapa teman udah pusing curhat lipatan lemak di perut mulai bergelambir. Thank God, aku nggak perlu musingin itu. Pinggang masih nampak, perut pun kempes.

Sekarang, meski bentuk badan udah berubah jauh (jauh banget! XD), tapi entah kenapa fine-fine aja, sih. Mungkin karena dibandingkannya dengan foto kurus versi diri sendiri, ya. Kalo dibandingkannya sama Anne Hathaway 10 tahun yang lalu, sih, gue kayak remah rempeyek. Lagian kok ini artis-artis hollywood rata-rata ngaplotnya semua yang lagi full makeup, fully dressed. Yaiyalah mereka nggak kelihatan berubah banget! *sensi*

Alasan lainnya kenapa I'm pretty fine with my look now, mungkin aku udah lebih bisa menerima diri sendiri. Setahun yang lalu aku masih sering komplen kenapa kok bentuk badan gini amat, apalagi waktu masih menyusui Josh, duh, mit-amit kalo ngaca liat bentuk bodi sendiri. Sekarang ini udah lebih berdamai. Ya, bodi gue begini aja karena emang nggak jaga makan dan nggak olahraga juga, mau komplen gimana, kan? Kalo mau kurusan, ya diet, ya olahraga. Kalo nggak mau, ya harus terima sama bentuh tubuh.

Itu soal penampilan fisik, ya. Sekarang mau ngomongin yang lainnya. Buat mempermudah tulisan hari ini, aku 'nyolong' pertanyaan dari template Instagramnya Kak Icha. Coba iseng isi, deh, soalnya meski pertanyaannya simpel, tapi kok meaningful juga, ya. Bisa jadi bahan refleksi gitu lho. Cuss, langsung aja, ya, aku copy-paste jawabanku di sini, plus kutambahin embel-embel karena di blog harus lebih panjang.

10 years before...

Umur: mau 18
Kesibukan: persiapan UAN, sibuk bimbel, sibuk nongkrong di kantin sekolah (kan udah mau lulus, puas-puasin deh makan sambil gosip di kantin), sibuk belajar Mandarin juga hampir setiap hari buat persiapan kuliah.
Yang bikin seneng: BENTAR LAGI MAU KULIAH!
Jadi memang waktu itu aku warbiasak excited untuk kuliah. Soal kenapa bisa kuliah udah pernah diceritain di blog, ya. Yang belum baca monggo baca dulu.

Baca: The Untold Story (What Brought Me to China 8 Years Ago)

Kenapa kok seneng? Karena di bayanganku jadi anak kuliahan itu keren. Kita udah lebih dianggap dewasa, udah lebih dianggap serius dan bisa dipercaya tanggung jawab yang lebih besar. Apalagi aku bersyukur bisa dapet kesempatan kuliah di luar negeri. Gimana nggak seneng coba, yakan?

Jadi, ya as an 18 y.o-myself, mau kuliah itu satu-satunya yang bikin aku seneng di tahun itu.

Yang bikin stres: nama selalu muncul di absen remedial matematika.
Ini beneran stresnya sampe mau nangis. Kok rasanya bodoh banget ngafalin rumus aja nggak bisa-bisa. Oh well. Aku rasanya mau ngetawain diri sendiri di sepuluh tahun yang lalu. Rasanya mau ngomong, "Woyy, stresnya elo nggak ada apa-apanya sama stres begitu elo udah jadi seorang ibu." HAHAHA.

Cita-cita: mau jadi penulis dan ketemu dengan oppa-oppa Super Junior!
Cita-cita yang nggak muluk bukan? :P

10 years later...

Umur: mau 28 (masih lama, sih)
Kesibukan: mikirin activity anak di rumah, mikirin mau makan apa hari ini, blogging, ngatur keuangan rumah tangga, nabung buat anak sekolah... ADULTING IS REAL MEN!
Yang bikin seneng: Minyak goreng di superind* lagi diskon lho! 22 ribu aja sebungkus! *langsung beli 4* dulu suka ngatain mama rempong kalo beli minyak diskonan di supermarket, mana ada maksimal pembelian jadi suka di-split pembayarannya. Ternyata kebiasaan tersebut nular dong ke aku, ck. Oh ada satu lagi kesenangan bagi seorang Jane, dapet voucher free ongkir atau potongan belanja dari Gofood. They love so much! 

Yang bikin stres: Ketika anak tetiba mogok makan.
Kemudian, the 18 y.o me ngomong, "Hah? Anak mogok makan lo stres? Hish, cupu!"

Cita-cita 10 tahun lalu tercapai nggak: kalo jadi penulis blog sendiri, sih, tercapai lah. Hahahaha! Sebenernya cita-cita pengen banget nulis buku sendiri kemudian di-publish oleh penerbit lokal, tapi belum kesampaian. Will work hard for that. 

Dan soal ketemu Suju, ternyata beberapa tahun kemudian cita-cita tersebut hilang, sih. Nggak ngebet banget ternyata LOL

***
Sepuluh tahun yang lalu itu ternyata udah lama banget ya, gengs. Satu dekade lho, bayangkan. Banyak banget yang udah terjadi selama 10 tahun tersebut. Udah ngelewatin banyak momen penting, pergi ke berbagai tempat, ketemu banyak orang, in just ten years we've encountered lots of things

Kalo boleh bilang, aku bersyukur selama 10 tahun ini aku mengalami perubahan positif. I may confident with my younger body, but I was always comparing myself with others and feeling insecure. Sekarang ini, meski bodi udah nggak seprima dulu, tapi hati kok lebih adem, jauh lebih damai, and though life is not always full of positive things, now I can always try to feed myself with positive thoughts. Soal stress, ya, namanya umur bertambah and life goes on, tingkat stres pasti bertambah. Tapi aku berusaha untuk coba belajar manage my stress better and better. Salah satu pencapaian sebelum umur 30 nih, time and stress managing harus bisa lebih stabil. 

Jadi, ada pesan apa untuk diri sendiri di 10 tahun yang lalu?
Nggak usah terlalu mengejar nilai dan ranking di sekolah, yang penting lulus dengan usaha terbaik dan jangan lupa nikmatin masa-masa sekolah. Terus nggak perlu sering-sering homesick pas kuliah. You got lot of good friends there (and one good friend who always take cares of you). Jangan selalu ikut-ikutan orang lain hanya karena mereka keren dan kamu nggak. You're cool in you own way, just embrace it. And remember, being young is a privilege, so... have fun!!


love yourself more!

"So just love, make mistakes, and have wonderful times, but never second-guess who you are, where you have been, and most importantly, where it is you are going." (Carrie Bradshaw, Sex and The City)