Kacamata dan Kepercayaan Diri

Kacamata dan Kepercayaan Diri

Posted by Jane Reggievia on 2020-06-17T17:53:00.001+07:00

Salah satu ciri khas yang gampang dikenali dari diriku adalah: kacamataan. 

"Itu lho si Jane." 
"Jane yang mana?"
"Yang sipit pake kacamata." 

Mayoritas orang yang aku kenal dulunya kacamataan, sekarang mereka udah berhasil lepas. Bukan karena operasi lasik, tapi karena beralih ke contact lens atau lebih sering disebut softlens

Alasan mereka beralih ke softlens, tentu aja biar lebih pede dan lebih terlihat cakep, khususnya untuk yang perempuan. Ada juga yang karena pekerjaan jadi mereka nggak bisa terus-terusan pakai kacamata. Salah satunya adalah sahabatku yang profesi sampingannya adalah seorang MC (master of ceremony). Pakai kacamata tentu lah akan mengganggu penampilannya saat harus tampil di atas panggung. 

Banyak yang nanya ke aku, kenapa sih nggak pakai softlens aja? Emangnya nggak bosen kacamataan mulu? Hidung nggak menghitam pakai kacamata terus? 

Jawaban untuk semua pertanyaan di atas: NGGAK. 

I've been wearing glasses since... 8? 9? Lupa deh, pokoknya sejak SD aku udah kacamataan. Kebetulan minus yang aku dapat ini karena keturunan dari kedua orangtuaku. And yes, semua anggota keluargaku kacamataan. Selain minus, aku juga memiliki silinder yang membuat penglihatanku jadi berbayang. 

Aku nggak pernah merasa terganggu yang gimana banget selama memakai kacamata. Nggak pernah dikata-katain juga sejak kecil (entah aku lupa atau emang nggak pernah... tapi rasanya nggak pernah deh). Intinya, pasrah aja kalau memang harus pakai kacamata hahahaha. 

Mamaku sendiri juga nggak pernah ribetin kami bertiga yang harus pakai kacamata. Paling hanya bawelin kami untuk nggak baca sambil tiduran atau di tempat remang, jangan nonton tv dekat-dekat (kebetulan aku dan adik-adikku hobi nonton) dan harus rajin minum jus wortel supaya minus kami nggak nambah banyak. Oh ya, sama ribetin untuk ngerawat kacamata sebaik mungkin karena beli kacamata baru itu MAHAL 😆

Sempat ngerasa risih kacamataan itu waktu SMA. Ada satu kejadian di mana temanku nggak sengaja melempar bola voli dan mengenai kacamataku saat pelajaran olahraga. Praaak! Rusak deh. Alhasil, aku harus jalan dituntun oleh temanku karena kalau nggak pasti kesandung. Temanku minta maaf berkali-kali dan aku masih ingat banget dia traktir aku nasi goreng abang-abang yang jadi favorit kami satu angkatan sebagai permintaan maaf. Bukannya bayarin servis kacamata eike malah dikasih nasgor 😂 Ya gapapa juga, sih. Gratisan mah hepi-hepi aja gue. 

Gara-gara kejadian itu, aku merasa ribet harus bergantung pada kacamata. Jalan aja susah, apalagi harus ngeliatin guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. Untungnya, saat itu aku langsung izin ke optik terdekatyang kebetulan pemiliknya adalah orangtua teman sekelasku juga dan biaya servisnya gratis *maacihh om dan tante*supaya bisa mengikuti pelajaran dengan baik. 

Terus, balik lagi ke pertanyaan semula. Kenapa tetap nggak mau pakai softlens untuk pemakaian sehari-hari

Takut. Malas. Mahal. 

Takutnya karena sering mendengar pengalaman nggak enak dari orang-orang yang pakai softlens. Secara aku anaknya agak-agak ceroboh, kayaknya wearing contact lens is not a good idea. 

Di SMA juga aku pernah coba pakai softlens, kebetulan karena harus ikut orangtua ke acara nikahan kerabat. Mamaku yang bantu pakein karena aku nggak berhasil terus. Softlens-nya meluncur tiap kali aku berusaha untuk masukkin ke dalam bola mata. Sungguh pemborosan waktu. Kalau kacamata, kan, tinggal pakai aja, hahaha. Selama pakai softlens pun ya gitu deh. Rasanya nggak nyaman karena ada yang ganjal. Dan malah nggak pede, kok aneh yaa nggak pakai kacamata (tapi bisa melihat jelas hahaha). 

Kemudian, aku terpaksa pakai softlens lagi karena harus foto pre-wedding dan waktu di acara pernikahan sendiri. Waktu itu, sih, nggak terlalu merasa risih dengan softlens karena aku jauh lebih ribettt ngurusin acara nikahan. Plusss, aku kan di-makeup dan cukup senang karena menikmati rasanya menjadi ratu semalam LOL 

Setelah itu sampai hari ini aku nggak pernah lagi coba-coba pakai softlens. Kalau dipikir-pikir, pakai softlens itu harus menjadi pengeluaran rutin lagi. Belum beli air obatnya, belum beli tempatnya. Malas sekali bukan. Budget beli softlens bisa dialihkan ke yang lainnya. 

Sedangkan pakai kacamata itu lebih tahan lama. Sebelum ganti kacamata yang sekarang ini, kacamata dulu usianya udah enam tahun. Memang udah layak ganti karena lensanya udah baret dan aku bosan dengan modelnya. Kacamataku sekarang ini udah berusia tiga tahun dan belum ada rencana untuk ganti lagi, karena masih baguss dan aku suka sekali dengan modelnya.

Kacamata yang sekarang ini okeee banget untuk segala acara. Ke acara nikahan, date night termasuk sehari-hari tuh oke sekali ❤

Oh btw, minus aku sekarang ini sekitar 6,5 dan 7,0. Ini hasil cek terakhir di dokter mata sebelum lahiran empat tahun yang lalu. Kali ada yang nanya 😝

Sempat kepikiran lasik? 

Nggak juga. Mungkin belum untuk saat ini. Karena ya balik lagi, udah nyaman banget dengan penampilan kacamataan ini. Nggak pakai kacamata justru nggak "gue banget" gitu lho.

So yes, kacamataan adalah bagian dari jati diri aku. Selain sebagai kebutuhan, it's also a way to boost my self confidence. (setelah itu baru gambar alis ahahahaha)

Setiap orang pasti punya caranya masing-masing untuk meningkatkan kepercayaan diri lewat penampilannya. Ada yang dengan memakai makeup, mewarnai rambut, memakai gaya baju tertentu dan sebagainya. Nggak ada yang salah kok. Balik lagi kepada preferensi diri masing-masing.

Berarti nggak pakai kacamata nggak pede?

Iya lah, kagak bisa liat dong gue kalo nggak pakai kacamata 😂

Tapi sekali lagi, lepas dari usaha apapun yang kita lakukan, kepercayaan diri harus timbul dari dalam diri sendiri dulu, ya. 

Sedikit tips receh buat yang ingin lebih pede dengan kacamataan: 
  • Pilih model frame yang timeless. Jadi aman untuk dipakai sehari-hari. Sekarang ini banyak model kacamata yang cakep-cakep dengan harga yang affordable juga. Kacamata yang aku pakai sekarang ini adalah brand lokal, Bridges Eyewear. Not sponsored anyway. Akutu senang sekali kalau nemu produk lokal yang kualitasnya nggak abal-abal, termasuk yang satu ini. Aku udah pakai tiga tahun, so far aman-aman aja. Paling sesekali bautnya harus rutin dikencangkan karena gampang melorot. Oh ya, punyaku jenisnya Harbour, ya. Kali ada yang mau kembaran, kan. 
  • Jangan malas membersihkan lensa kacamata. Gengges banget, kan, kalau lagi ngaca terus ternyata lensa kacamata kita butek atau berminyak banget. Selain ganggu penglihatan, penampilan keseluruhan juga kurang oke. Biasanya, sih, aku selalu pakai semprotan khusus kacamata gitu yang ukuran botolnya mini, praktis di bawah ke mana-mana. Kebetulan sekarang lagi habis jadi nggak bisa kasih rekomendasi foto. Tapi dibeli di optik manapun pasti ada kok, harganya sekitar 30 ribuan. 
  • Nggak usah terlalu ribet untuk eye makeup. Apalagi pake maskara. Soalnya pernah lagi centil pengen maskaraan. Alhasil, bulu matanya nusuk-nusuk lensa kacamata dan akhirnya kotor dehhh. Hahaha. Ini mungkin tips untuk yang mager makeup-an kayak aku, ya. Buat mata, aku mentok di eyeshadow dan eyeliner. Eyeliner yang wajib, sih. Biar mata eike sedikit 'melek'. 
🤓🤓🤓
Begitulah cerita singkat tentang kacamata dan kepercayaan diriku (sebenarnya kurang nyambung, ya? Gapapa lah, disambung-sambungin aja ahahaha 😂). 

Teman-teman sesama kacamataan ada yang punya cerita samaan nggak? Atau malah ada pengalaman sendiri yang unik?