Menjaga Kesehatan Lebih Ekstra di Tengah Pandemi

Menjaga Kesehatan Lebih Ekstra di Tengah Pandemi

Posted by Jane Reggievia on 2020-05-21T15:59:00.005+07:00

[Sponsored Post]

Sampai hari ini, kasus Covid-19 di Indonesia belum juga selesai. Meski yang sembuh banyak, tapi kasus barunya bertambah terus setiap hari. I hate to talk about this, but that's the truth πŸ˜”

Baru aja tadi pagi aku ingin mampir ke supermarket dekat rumah untuk belanja dikit sebelum libur Lebaran. Begitu sampai di gerbang supermarket, YA ELAH INI ORANG APA ISI KALENG SARDEN! Serius, RAME AMAT 😭Tanpa mikir ulang, suami auto puter balik mobil untuk segera keluar dari situasi ini. 

Kalau gini ceritanya, sih, paham sekali kenapa kasusnya nggak selesai-selesai. Dan aku makin merasa harus lebih ekstra jaga kesehatan dan tetap diam di rumah itu adalah hal paling aman.

Sejak Indonesia positif corona dan PSBB mulai diberlakukan, aku mulai bawelin suami untuk tetap jaga imunitas tubuh, tetap berdoa supaya dilindungi Tuhan selalu (ini penting) dan melakukan protokol kesehatan covid sesuai anjuran pemerintah. 

Kenapa aku bawel banget? Soalnya kerjaan suami itu masih harus bertemu dengan orang, bersentuhan dengan barang-barang, bahkan setiap minggu sekali pasti ke Sukabumi karena kerjaannya ini. Tiap pulang ke rumah, hal pertama yang harus dilakukan adalah mandi! Nggak boleh sentuh apapun dan siapapun, pokoknya mandi dulu sampai bersih (dan wangi). Semua tas dan barang yang dibawa suami dibersihkan satu-satu. Baju kotor suami pun dicuci terpisah, nggak lupa menggunakan cairan disinfektan (seumur-umur ngerasain harus seribet ini πŸ˜…).

Di samping aku yang rempong, mertua pun lebih kuatir lagi daripada aku. Yaaa namanya orangtua pasti lebih was-was, sih, di tengah kondisi seperti sekarang ini. Si virus ini memang nggak kenal usia dan gender, semua BISA kena. Kalau pun jadi carrier, masih bisa berpotensi untuk menularkan ke orang lain. Kan seremmm ): 

Terus, kalau (amit-amit!) mengalami gejala seperti Covid-19 bagaimana? What should we do? 

First of all, don't panic. Karena panik nggak akan memperbaiki keadaan *true story*

Waktu kasus corona di Indonesia masih hangat-hangatnya, tiba-tiba suami sempat tepar dan batuk-batuk. YAH AKU PANIK DONG. Suami tuh paling kesel kalo aku mulai panik nggak jelas. Kata doi, energi paniknya dipakai untuk merawat dia aja supaya cepat sembuh πŸ˜‚

Mertua pun sempat minta suami ke dokter aja, tapi aku dan suami sepakat nggak usah karena nggak terlalu dibutuhkan. Salah satu gejala corona memang batuk, tapi waktu itu suami nggak demam maupun sesak napas. Jadi kami pikir mungkin terlalu capek dan cuaca yang saat itu lagi pancaroba. Akhirnya, aku cekokin suami air putih yang BANYAK, nggak lupa minum obat dan minum kuah-kuahan. Agak lama, sih, sembuhnya, hampir sebulan hiks. Tapi puji Tuhan memang nggak serius dan akhirnya sembuh. Yeaay! 

Ini kalau gejalanya nggak serius. Kalau gejalanya betul-betul satu paket (flu, demam, batuk-batuk ditambah sesak napas) harus gimana? 

Sekali lagi, nggak usah panik. 

Daripada menerka-nerka, kita bisa konsultasi dengan dokter via online atau biar lebih tenang kita juga bisa langsung melakukan Rapid Test.  

Sekarang ini beberapa rumah sakit besar di wilayah Jabodetabek memiliki layanan rapid test mandiri untuk warga yang mengalami gejala Covid-19. Awalnya memang rapid test ini dilakukan oleh pemerintah dan lembaga kesehatan untuk mengetahui seberapa banyak warga yang berpotensi menyebarkan virus corona. Namun, sekarang ini kita bisa melakukan tes ini secara mandiri. 

Salah satu cara paling mudah dan cepat untuk yang ingin melakukan rapid test, bisa melalui aplikasi Halodoc. Pasti udah familiar dong dengan aplikasi kesehatan satu ini? Kita cukup download aplikasinya (bagi yang belum punya), kemudian ikuti step-step di bawah ini: 

Image credit to Halodoc 

Apa kelebihan buat janji rapid test melalui Halodoc? 
  • Cepat dan aman. Kita cukup buat janji di rumah aja tanpa mengantre (karena menghindari keramaian, yes?) melalui gadget, jadi nggak perlu bergerak ke mana-mana. 
  • Multi option. Selain rapid test, kita juga bisa memilih layanan PCR atau lebih dikenal dengan isitilah swab test. Layanan swab biasanya tindakan lanjut setelah mengetahui hasil positif dari rapid test. Kalau rapid test itu melalui sampel darah, sedangkan swab melalui lendir dahak atau hidung. 
  • Tersedia di berbagai RS dan Faskes. Setelah aku cek, RS dan Faskes yang terdaftar cukup banyak kok. 
Image credit to Halodoc

Setelah buat janji, kita akan dikirimkan SMS konfirmasi jadwal tes dan detail pesanan. SMS ini jangan sampai hilang karena kita membutuhkan ini sebagai bukti kepada tenaga medis yang akan melayani di hari H. 

Setelah melakukan tes, kita bisa langsung pulang dan menunggu hasil melalui SMS atau aplikasi Halodoc di bagian riwayat transaksi satu hari setelahnya. Doanya semoga negatif, ya. Tapi kalau (lagi-lagi amit-amit!) hasilnya positif, kita bisa konsultasi dulu dengan dokter Halodoc (they're responsive and friendly, karena aku pernah memakai layanan ini sebelumnya) untuk mengetahui tingkat keparahannya. Kalau dokter menyatakan gejalanya ringan, kita akan diminta isolasi di rumah. Sementara, jika gejalanya cukup parah, kita akan dirujuk untuk melakukan perawatan intensif di RS khusus penanganan Covid-19. 

***
Tentu harapannya kita semua dalam keadaan sehat-sehat selalu, ya. Meski sebenarnya aku mulai beradaptasi dengan rutinitas baru ini, tetap aja aku nggak mau keluar rumah dengan hati yang dag dig dug kalau harus menghadapi keramaian. Kangen banget momen ngumpul bareng teman, ibadah di gedung gereja, ngantri bayar di supermarket tanpa harus mikirin jaga jarak. Apalagi untuk teman-teman yang merayakan Lebaran tahun ini mungkin akan terasa berbeda dengan sebelum-belumnya. Ada yang terpaksa nggak bisa mudik dan nggak ketemu dengan keluarga tersayang ): 

Please please I beg us all to keep practice social distancing. Cuci tangan lebih sering, jaga kesehatan selalu dan have fun di rumah aja.

Semangat untuk kita semua! Semangat untuk para frontliners yang nggak pernah berhenti berjuang. Semoga Indonesia bisa segera bebas dari corona, ya!