Second Pregnancy Journey: First Trimester (Week 1-12)

Second Pregnancy Journey: First Trimester (Week 1-12)

Posted by Jane Reggievia on 2020-10-07T14:00:00.003+07:00

Akhirnyaaa pecah telor juga bikin jurnal tentang perjalanan kehamilan edisi kedua ini 🎉💖

Meski judulnya kehamilan kedua, rasanya tuh kayak hamil pertama lagi. Alasannya karena; satu, hamil terakhir itu udah empat tahun yang lalu, jadi udah agak burem ingatannya walau ada laporannya juga, sih, di blog. Kedua, hamil kali ini lebih melelahkan, sampai suami juga bilang, "Kok aku jadi kayak belajar ulang ya sejak kamu hamil lagi?". Waktu hamil Josh aku hampir nggak pernah morning sickness, hamilnya enak banget. Bahkan aku merasa glowing lho (i'm diamond, you know I glow up~ *sst, yang tau jangan sambil nyanyi!*) 😆 Jadi suami ikutan bingung melihat aku yang hari-hari lemes banget sampai nggak kepengen makan apa-apa. 

Orang bilang kalau hamilnya cowok, biasa ibunya jadi 'jelek', jerawatan, cuma memang lebih nggak rewel alias hamilnya enak dll. Bagian 'jelek'nya nggak terbukti sama aku, btw. Terus ada yang bilang juga kalau hamilnya rewel, gampang capek, mual-mual, berarti anaknya cewek. Dipikir-pikir kasihan juga yaa, bayi cowok dan cewek itu udah 'didikte' dari dalam rahim, kalau cewek itu hamilnya lemah, kalau cowok lebih kuat 😅

Eniwei, tanpa basa-basi lebih lanjut, langsung aja kita bahas perjalanan hamil kedua ini, ya! 

How I Found Out I was Pregnant 
Sebetulnya aku udah cerita sekilas di blogpost Diary of The Month edisi Agustus, tapi kuceritakan ulang, yaa, biar laporannya jadi satu di sini 😊

Sekitar awal bulan Agustus, mendadak aku hilang nafsu makan dan mulut terasa pahit. Aku nggak pernah seperti ini dan terakhir merasakan gejala ini ya waktu hamil Josh dulu. Entah kenapa aku merasa, "Ini gue hamil deh!". Soalnya emang udah kepengen hamil tahun ini, jadi tiap bulan sebelum datang 'tamu' tuh deg-degan banget 😂 Aku pun chat suami yang waktu itu lagi kerja dan bilang pengen nitip test pack pulang kerja nanti. Tapi pada dasarnya aku nggak sabaran, akhirnya beli test pack sendiri via Gojek. Belinya nggak nanggung-nanggung, langsung lima bungkus sekalian buat stok di rumah huahahaha. Secara teknis dan idealnya jika ingin tes kehamilan menggunakan TP bisa dilakukan di pagi hari. Lagi-lagi karena aku penasaran banget, sore itu aku langsung tes dan hasilnya... tentu saja negatif 🤣 aku cuma bisa menertawakan kesotoyanku dan terpaksa menunggu beberapa hari lagi. 

Sampai di mana jadwal menstruasiku sudah telat beberapa hari. Yaudalah ini pasti hamil, pikirku lagi dengan sotoynya. Karena aku hampir nggak pernah telat, bahkan sejak Josh masih menyusui pun menstruasiku tergolong lancar dan tepat waktu (puji Tuhan, yaa). Kali ini nggak perlu ribet beli TP karena udah nyetok hihi langsung aja deh tes, dan hasilnyaaa... positif! Aku sampai kedip-kedip nggak percaya melihat dua garis yang muncul. Keluar dari kamar mandi aku pamer hasil tes sama suami, respon doi pun senang tapi agak-agak nggak percaya juga 🤣 Akhirnya diputuskan untuk tes sekali lagi besok pagi. Kalau hasilnya positif, kami bakal ke dokter kandungan. 

Dan bisa ditebak, keesokan paginya hasil tes tetap sama yaitu positif. Aku senang bukan kepalang! Langsung sujud syukur sama Tuhan karena telah mengabulkan doa kami, tepat pada waktunya. Luar biasa memang rencana Tuhan, yaa. Hanya berharap sampai tiba di hari ketemu dokter, kami bisa 'ketemu' calon bayi kami di layar monitor USG. 

Doctor Appointment during Pandemic
Pergi ketemu dokter di rumah sakit di tengah pandemi seperti ini memang agak-agak bikin kuatir. Jadi sebelum berangkat, pastikan kondisi badan kita sehat, yaa. Syukur-syukur amann terjaga. 

Untuk kehamilan kedua ini, aku memutuskan untuk kontrol dengan dokter dan di rumah sakit yang berbeda, dikarenakan beberapa alasan pribadi. Karena aku lebih nyaman dengan dokter kandungan wanita, jadi aku coba cari referensi obgyn wanita yang oke di Bogor, dan ketemu lah dengan Dr. Vivi Sylvia. 

Setelah baca review ke sana ke mari, hampir semuanya memberikan testimoni yang oke untuk beliau. Katanya Dr. Vivi ini sangat telaten menjelaskan hasil USG, enak diajak ngobrol dan nanya komunikatif, dokternya juga ramah dan bisa diajak becanda. Semua hal baik ini tentu saja harus kubuktikan sendiri. Namun downside-nya, dokter kandungan ini lumayan populer di kalangan ibu-ibu Bogor, jadi waktu mengantrenya kudu SABAAAAAR. Dokternya selalu datang setengah jam sebelum jadwal praktik 😂 tapi tenang aja, beliau tetap melayani semua pasien dari nomor urutan pertama sampai akhir kok. 

Btw, selama kontrol ke rumah sakit, yang ngantri di poli dokter Vivi dan lainnya memang ramai lho. Wah, warbiasak bukan berkah di tengah pandemi ini? 😆

Total sudah tiga kali aku janji temu dengan Dr. Vivi, apakah semua sisi positif beliau adalah real? Jawabannya, yessss! Dari pertemuan pertama udah sreg gitu lho, karena beliau memang cekatan sekali mengoperasikan alat USG dan menjelaskannya dengan detil satu per satu. Aku juga takjub, sih, kok alat USG sekarang kece amat, yaa?? Meski baru 2D kok jelas banget gambarnya, dan karena dijelaskan dengan baik, aku nggak bingung melihat posisi dan bagian tubuh si calon bayi yang ada di rahim. Kalau pengalaman USG sebelumnya, hasil fotonya gelap dan si bayi (aka Josh) terlihat seperti makhluk abstrak 😂

Selain itu, beliau ramah dan enak diajak diskusi. Meski pasiennya banyak, mood beliau sepertinya cukup stabil. Soalnya pertemuan terakhir aku mendapat urutan agak belakang, dan beliau masih bisa ketawa-ketawa tuh. Ditanya apapun pasti dijawab dengan baik. 

Tapi yaaa, seperti peribahasa yang mengatakan "ada uang ada barang", biaya kontrol kehamilan kali ini serta vitamin-vitaminnya cukup mehong, mak 😂 semoga kami selalu dicukupkan untuk segala kebutuhan si dedek bayi sampai kelahirannya nanti, yaa *pijit-pijitin suami* 😆

Pregnancy Symptoms and Cravings 
Bokkkk, kehamilan kedua ini rasanya LELAAAAAH sekali. 

Semua gejala yang kubaca di artikel maupun aplikasi kehamilan (aku pakai Teman Bumil, btw) benar-benar aku alami. Morning sickness (tepatnya all-day sickness, karena aku mual sepanjang hari 🥴), checked. Nausea, checked. Nggak nafsu makan, checked. Susah BAB, checked. Badan pegel-pegel, checked. Kerjaanku di rumah literally rebahan aja. Sesekali nonton Netflix atau film, tapi habis itu ketiduran. 

Sebulan pertama itu teler banget deh. Bawaannya mager, nggak pengen makan apa-apa. Beratku sampai turun dua kilo, yang mana sebelum hamil kemarin gencar olahraga biar turun BB eh malah masuk trimester pertama langsung turun drastis 😂 Soal makan ini juga agak rewel. Masuk dapur aja udah kepingin pingsan. Nggak nafsu makan apa yang ada di rumah. Tapi kalau delivery food malah nggak ada masalah huhuhu Cium bawang putih di rumah mabok, tapi bisa makan ludes Ramyun dan Dakgangjeong di restoran Korea LOL Sebelum nafsu makan Korea itu, aku juga cuma bisa nelen bubur sama kuah-kuah aja. Padahal lebih sehat makanan rumah, yaa. Feeling guilty, tapi daripada nggak makan samsek, dedek makan apa yekannn. 

Puji Tuhan sekarang udah jauh lebih baik. Udah bisa masak lagi, udah bisa makan lebih enak meski kadang-kadang mualnya datang dan pergi, sih. Bangun pagi seger, siangnya bisa mual, malemnya enakan lagi. Besoknya pagi bangun mual, siang mual, malem seger. Suka-suka deh 😂

Cuma masuk minggu terakhir di first trimester ini muncul tantangan baru yang berhubungan dengan eczema-ku. Kulit di bagian tanganku mendadak beruntusan parah alias flared up gara-gara hormon hamil, kayak bekas luka bakar gitu aslikkk mau nangis. Hampir sebulan aku mengalami sleeping trouble gara-gara eksim ini. Akhirnya diputuskan untuk jaga makan dulu supaya kulitnya bisa "nafas" dan clear lagi. PR banget, sih, ini, karena aku harus pantang beberapa makanan sementara. Pilihan makananku agak terbatas, tapi daripada nggak sembuh-sembuh, kan, yaa. Sekarang ini lagi menjalani rutinitas yang sebelumnya sempet absen beberapa bulan, minum ramuan perasan lemon dan madu hangat, katanya ini bisa bantu untuk detoks dari dalam. Mudah-mudahan kulit ini bisa kembali sembuh, yaa. 

The soon-to-be Big Brother Reaction
Diingetin Eya gimana respon Josh saat tau mamanya hamil. Baru ngeh kenapa nggak sekalian bahas poin penting ini 😆

Reaksinyaaa tentu saja dia hepiii! ❤️ 

Setahun yang lalu, kalau ditanya "Josh mau punya dedek nggak?", jawabnya pasti cepet, "nggak!". Pokoknya konsisten tuh jawabannya nggak mau terus. Terus kami berdua melancarkan aksi sounding biar persiapan ceritanya. Soalnya aku agak kuatir juga kalau nanti hamil beneran dan Josh nggak siap, gimana cerita? 😔

Sampai akhirnya anak ini bisa ngomong sendiri, katanya kalau dia punya dedek dia mau namain (nama random), terus mau diajakin main mobil-mobilan ahahahaha. Terus waktu Josh playdate dengan anak sahabat kami yang usianya lebih kecil, Josh ini lumayan bisa ngelonin walau awalnya agak risih 😂 Yaaah, kami berdua kaget-kaget seneng dong. Wahhh, anak ini sepertinya udah siap lah punya dedek. 

Pertemuan pertama ke dokter, kami menunjukkan hasil foto USG ke Josh dan dia menatap lama foto tesebut. Bingung kali ya doi papa mama bilang ini foto dedek, tapi mana dedeknya? 🤣 Cuma dia senang sekaliii katanya mau punya dedek! 

Waktu aku lemes nggak bisa ngapa-ngapain alias baringan aja, Josh itu suka nanyain, and surprisingly, dia pengertian sekali. Tiap hari nggak pernah absen nanya mamanya, "Ma, are you okay?", "Ma, are you feeling good?", "Mama tiduran aja gih." 

Dia juga suka tiba-tiba nyamperin aku dan usep-usep perut mamanya sambil ngomong, "Hai dedekk, lagi ngapain?" gemaaaaas tolong 😭 nggak lupa tiap malam Josh juga doain buat kesehatan mama dan dedeknya. Kadang-kadang juga dia minta foto USG, mau lihat dedek. Abis itu dia gemes sendiri dengan foto tersebut, katanya dedek lucu 😂

Kelakuan anak 4 tahun kayak gini tuh warms our hearts banget deh. Hatinya murniii sekali. Papa mama yakin kamu bisa jadi koko yang baik buat dedek nanti yaa ❤️

Pregnancy Announcement 
Begitu pulang check up pertama ke dokter, kami langsung announce kabar bahagia ini ke orangtua dan grup keluarga. Beberapa sahabat juga kami beritahu, sisanya masih 'dirahasiakan' 😂 bahkan aku belum publish di Instagram selain close friends yang isinya hanya segelintir, itu juga baru belakangan ini share-nya. Teman-teman di blog malah yang kuberitahu dulu soal kabar ini, dan aku juga lebih banyak cerita di sini hihi Biarlah nanti mengalir aja deh 'pengumuman' hamilnya. Mohon dukungan doanya aja yaa manteman supaya kehamilan kali ini bisa lancar dan sehat-sehat selaluu 🤗🥰

***
Semoga masuk second trimester nanti bawaannya udah jauh lebih enak. Mohon maaf juga aku baru sempat membalas komentar teman-teman hari ini huhuhu karena kemarin ini buka laptop aja langsung mabok, sementara blogging maupun bales-bales komentar lebih enak di laptop daripada di hape 😂 Habis ini hutang BW akan segera dilaksanakan, ya. 

Sampai bertemu di postingan selanjutnya! Have a great hump day!