Worthy Monday #10: My Roles at Home (as a mother, wife and myself)

Worthy Monday #10: My Roles at Home (as a mother, wife and myself)

Posted by Jane Reggievia on 2020-07-06T12:44:00.000+07:00

Gimana, sih, rasanya menjalani tiga peran sekaligus selama di rumah aja? 

Kalau sebelumnya aku pernah sharing tentang rutinitas setiap pagi, hari ini ingin berbagi cerita yang aku alami sehari-hari sebagai ibu, istri dan juga diri sendiri. 

As a mother 


My son talks a LOT these days

Sebulan menjelang ulang tahun keempat (WHERE DID THE TIME GO?), Josh mulai menunjukkan model "tantrum" barunya melalui kata-kata. Beda dengan tantrum di usia 2 tahunyang kebanyakan nangis-nangis drama sampai 30 menit lamanya, kali ini mama harus sabarrr berhadapan dengan anak bayik rasa abege. 

Skenario 1 - SE-BEN-TAR, Ma...

Mama: "Josh, cepetan beresin mainan kamu. Nih, Popo (neneknya) mau video call sama kamu."
Josh: *mungutin mainannya satu per satu* 
Mama: *gelisah karena udah ditunggui sementara Josh agak lambat beresin mainannya*
"Josh, cepetan dong" *mama mulai ngoceh* (maap, aku ibu bawel nan nggak sabaran)
Josh: *sighing... HE WAS ACTUALLY SIGHING* "Sebentar, Mama. Tau nggak sebentar? SE-BEN-TAR." 

Dia benar-benar mengeja kata "sebentar" dalam bahasa Mandarin which is "deng yi xia". Btw, semua percakapan antara aku dan Josh ini memang dalam bahasa Mandarin, ya. Aku tulis dalam Indonesia biar 'nyampe' mood-nya. Hahaha.  

Mendengar jawabannya itu, aku malah ingin ketawa terbahak-bahak. Ini anak siapa deh kok udah bisa ngedumel kayak gitu?? 

Skenario 2 - Balada siang dan malam 
 
Josh: "Ma, kenapa, sih, udah pagi terus malam terus pagi lagi?" (maksudnya dia kenapa harus ada siang dan malam)

Mama: (mikir keras gimana cara terbaik untuk memberi penjelasan, tiba-tiba keinget Josh lagi suka baca buku tentang planet)

"Josh inget, kan, earth goes around the sun? Nah, kalau earth ketemu mister Sun jadinya pagi. Kalau earth ketemu stars or moon, jadinya malam deh." (dalam hati bangga juga mama jawabnya mantul)

Josh: "Oh iya iya... tapi kenapa harus ada pagi dan malam? kenapa??" 

Mama: (here we goes the never ending why questions. Di situasi begini, mama mengeluarkan jurus firman Tuhan aja deh)

"Yaaa, karena Tuhan menciptakan siang dan malam. Ingat, kan? Cerita di Alkitab?" 

Josh: *ngangguk-ngangguk*

YESS MAMA MENANG. 

Skenario 3 - Kenapa harus bobo siang? 

Josh: "Kenapa, sih, aku harus tidur siang? Malam bobo, siang bobo. Kenapa??" 

(tadi nanya kenapa siang dan malam, sekarang nanya kenapa dia harus bobo siang dan malam 🤣)

Mama: "Karena kamu butuh istirahat. Josh, kan, capek main dan belajar terus." 
Josh: "Nggak kok, aku nggak capek". 
Mama: "Capek, ah, Tuh liat, kamu ngucek-ngucek mata terus." 
Josh: "Ini gatal, Ma. Bukan ngantuk." *dia ngucek matanya lagi* 
Mama: YA DEH TERSERAH KAMU NAK. Terus, abis itu dia langsung pules HAHAHA 

Skenario #4 

Josh: "Ma, main dong sama Jojosh." 
Mama: (sibuk dengan henpon, entah nyicil draft blogging, baca Quora atau main Bubble Witch)
"Main apa Josh? Mama capek nih." 
Josh: "Tapi Jojosh suka main sama mama. Ayuk dong." 
Mama: *melengos* Iya deh, mama jadi apa?" 
Josh: "Taro dulu hapenya, Ma..." (aku masih megang hape) 

Mama pun nurut. 

Josh: "Itu masih nyala, matiin dulu dong, Ma" (maksudnya di-lock... astaga ini anak siapa cerewet amat) 
Mama: "Udah nih. Mama jadi apa?" *nada males-malesan* 
Josh: "Kok mama nada suaranya kayak gitu? Kok mama nggak hepi?" 

Wah, si bocah ini udah bisa 'nangkep' mood seseorang hanya dari nada suara lho. Mama pun mulai merasa bersalah. 

Mama: "Mama hepi kok, tapi mama capek." 
Josh: "Hehehe... aku suka main sama Mama... I love you, Ma." (tiba-tiba meluk emaknya) 

OKE DEH MAMA KALAH. NGGAK KUAT KALAU UDAH DIGINIIN TUH  T_T 

Jadi begitulah hari-hari yang kulewati dengan si kecil belakangan ini. Ternyata bukan capek nemenin main doang, kadang-kadang capek ngejawabinnya juga. Belum lagi saat bermain, Josh mewajibkan aku untuk sambil ngomong dengan mainan-mainannya (imaginative play gitu lho). Aku harus ngomong dengan para mobil-mobilannya, kadang-kadang harus akting ekstra sampai guling-guling di lantai biar anaknya senang. Pokoknya mulut dan tangan nggak boleh diam selama main bareng Jojosh. 

Aku tersadar, momen seperti ini nggak akan kembali lagi. Suatu hari nanti, dia akan tumbuh dewasa dan mungkin aja dia nggak butuh mamanya untuk menemani dia bermain lagi. Tiap kali mikirin ini aku merasa bittersweet. Tapi bukankah memang kita semua akan bertumbuh? Selagi bisa melewati waktu bersama seperti ini, aku mengingatkan diri sendiri untuk menciptakan memori yang bisa tersimpan selamanya dalam hati masing-masing. 

Kadang-kadang mama juga harus pasrah ketika meja kerja mama harus seperti ini. 
Btw, katanya Josh nemenin mama blogging sambil bikin playground di sini. 

As a wife 


Pernah aku berpikir, apakah sebagai istri aku udah melakukan cukup untuk suami tercinta? 

Dengar-dengar cerita di luar sana, banyak suami yang puji syukur karena selama pandemi ini para istri lebih rajin turun ke dapur alias masak. Mungkin aku salah satu dari para istri tersebut 😂

Kebiasaan baru aku ini membuat suami senang, meski dia nggak ngomong langsung, but I can feel it tho. Biasanya aku masak untuk makan pagi dan siang. Masakannya standar, sih. Seputar tumis-tumisan atau kukus. Pokoknya apa yang ada di kulkas aja. Beruntung punya suami yang bukan picky eater, jadi enak deh masak apapun pasti dilahap. Kadang-kadang aku tanya suami pengen makan atau ngemil apa, aku akan khusus buatkan. Misalnya, beberapa waktu lalu dia kepengen makan pisang bakar ala-ala warung tendaan di luar sana, sambil nongkrong di teras belakang rumah. Kebetulan masih ada sisa pisang di rumah dan margarin (pisang bakar itu paling enak pake margarin, bukan mentega), ada cokelat dan keju. Jadilah pisang "bakar" teflon ala mama Jane. Suami berkali-kali bilang enak banget. Makanannya sederhana, tapi hatiku sama hangatnya dengan si pisang bakar tersebut. We can create our own happiness even at home. 

Selain masak, suami juga senang nonton film bareng sebelum tidur. Biasanya aku menyiapkan cemilan untuk menemani nonton. Belakangan ini kami selalu ditemani pempek. Filmnya belum sampai 10 menit, pempeknya udah ludes duluan. Oh ya, kemarin ini kami habis nonton ulang Kung Fu Panda 3. Si Po nggak jelas banget, tapi ya boleh lah buat bahan ketawa-ketawa receh malam itu. 

As "me" 


Last but not least, aku harus meluangkan waktu juga untuk menjalani peran sebagai diri sendiri. Biasanya waktu untuk diri sendiri ada di pagi harisebelum anak bangun dan di siang harisaat anak tidur. 

Waktu di pagi hari, aku dedikasikan untuk melakukan hal-hal di luar 'kerjaan' dan benar-benar untuk diriku sendiri. Seperti meditasi atau renungan pagi, nulis jurnal, nggak lupa ditemani oleh musik yang menenangkan. Ini wajib kulakukan supaya "siap" untuk menghadapi rutinitas sepanjang hari. Kalau beruntung, aku punya setengah jam penuh di pagi ini. Sebelum mendengar suara panggilan, "Maaaa, laper!". Silakan tebak itu suara si bayi kecil atau bayi gede ya 😝


Tiba di siang hari, saat anak bobo siang, di sini lah aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk menulis blog atau writing practice, cari inspirasi untuk bahan blog post berikutnya dan nggak lupa workout. Setelah semuanya kelar, baru deh aku sempat-sempatin untuk nonton film/serial, Youtube atau baca buku. 

***
Menjalani ketiga peran ini nggak mudah, ada kalanya aku merasa hanya menjalani salah satu peran di atas (biasanya, sih, sebagai mama) dan melupakan dua peran lainnya yang sebetulnya nggak kalah penting. Namun, aku tetap bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk belajar banyak hal dari ketiga peran ini (:

Sekarang gantian teman-teman, what's role do you play on daily basis? 
I would like to hear your stories!